Minggu, 23 Maret 2014

Boneka Gundul dari Jepang Pemanggil Cuaca Cerah (Teru Teru Bozu)

Nama : Alfiyani Cahya Fitri
NPM : 10513663

Kelas : 1PA06


Boneka Gundul dari Jepang Pemanggil Cuaca Cerah (Teru Teru Bozu)




Berikut sajaknya:Teru-teru-bōzu, teru bōzuAshita tenki ni shite o-kureItsuka no yume no sora no yō niHaretara kin no suzu ageyoTeru-teru-bōzu, teru bōzuAshita tenki ni shite o-kureWatashi no negai wo kiita naraAmai o-sake wo tanto nomashoTeru-teru-bōzu, teru bōzuAshita tenki ni shite o-kureMoshi mo kumotte naitetaraSonata no kubi wo chon to kiru zo
Itu adalah penggalan lagu anak-anak yang ditulis oleh Kyoson Asahara dan disusun oleh Shinpei Nakayama tahun 1921. Banyak yang mengaitkan itu dengan boneka teru-teru. Ini adalah boneka unik berkepala gundul dengan baju longgar ini sering ditemui  tergantung di jendela rumah-rumah di Jepang saat musim hujan. Boneka ini dipercaya bisa membuat cuaca cerah. Jika “gagal” menjalankan tugasnya, maka kepala boneka akan putus. 
Boneka tradisional Jepang ini terbuat dari kain atau kertas putih. Kata teru dalam bahasa Jepang berarti sinar matahari, sedangkan Bonzu punya beberapa arti diantaranya biksu Buddha, orang botak atau anak lelaki kecil.

Boneka Teru-teru Bonsu pertama kali populer di kota Edo (1603-1868). Alkisah, dahulu kala sebuah desa di Jepang terus menerus diguyur hujan siang dan malam. Jalan dan rumah kebanjiran serta panen menjadi rusak. Penduduk desa lantas meminta bantuan seorang biksu Buddha yang tinggal di pinggiran desa. Mereka membawa makanan atau uang sebagai hadiah. Biksu itupun menerima hadiah itu dan berjanji akan berdoa dengan sungguh-sungguh agar hujan berhenti dan cuaca menjadi cerah. Sang biksu mulai berdoa, dan terus berdoa tapi hujan tak kunjung berhenti.
Penduduk desa menjadi sangat marah. Mereka menangkap biksu itu dan menyeretnya ke tiang gantungan. Tapi saat mereka akan menggantungnya, tetua desa datang dan mengatakan perbuatan penduduk desa itu akan semakin membuat Buddha marah. Akhirnya penduduk desa tidak jadi menggantungnya. Sebagai gantinya mereka membuat boneka yang botak seperti biksu itu dan mengenakan pakaian longgar yang sama, sesuai saran tetua desa. Mereka menggantung boneka-boneka itu di gerbang desa dan tiba-tiba hujan pun berhenti.
Saat ini, boneka Teru-teru sangat populer diantara murid-murid sekolah. Mereka kerap membuat dan menggantungnya di jendela rumah bila akan pergi berdarmawisata atau ada kegiatan sekolah lainnya. Boneka ini pun sangat mudah cara membuatnya. Tinggal ambil kain polos putih berbentuk kotak atau bulat, lalu bagian tengahnya diisi tisu atau kapas dan diikat itu akan menjadi kepala boneka. Lalu sisanya menjadi bajunya. Jangan lupa menambahkan mata hidung dan mulut di bagian kepala boneka dengan spidol. Selesai. Tinggal gantung di dekat jendela. Semoga esok hari cerah. 

Sumber : http://www.portalkbr.com/asiacalling/indonesia/senibudaya/2908126_5025.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar