Jumat, 13 November 2015

Psikologi Manajemen


Nama Kelompok :
1.     Ajeng Putri Ervya        10513515
2.     Alfiyani Cahya Fitri     10513663
3.     Khanisa Dara P            19513723
4.     Laduni                          14513907
5.     Rizka Aghnia Budiarti 17513887

POAC (Planning, Organizing, Actuating, and Controlling)

Nama perusahaan                : Melstore JKT
Alamat                                   : Depok Town Square lantai G
Bidang Usaha                        : Toko sepatu
Berdiri Sejak                         : 2010
Jumlah Karyawan                : 4 karyawan
Cabang                                   : Depok Town Square lantai UG

Planning
Usaha ini berawal dari online shop. Pemilik toko mempunyai budget awal sebesar 15 juta yang ia dapat dalam pinjaman awal kepada temannya. Tetapi modal tersebut kurang dan ia meminjam kembali kepada temannya sebesar 8 juta untuk pemambahan budgeting awal. Pemilik toko mempunyai 2 toko yang berada di Depok Town Square dan 4 karyawan.  Pemilik toko sangat selective dalam memilih karyawan dan menurut pemilik toko tersebut dengan 4 karyawan tersebut cukup efektif dalam mengelola toko tersebut. Pemilik toko mencari karyawan dengan kriteria yang komunikatif, jujur dan baik terhadap pelanggan. Toko tersebut untuk 3 sampai 5 tahun kedepan ingin menjadi produsen sepatu dan ingin memproduksi sendiri barang yang ia jual. Mengedepankan pelayangan dan design sepatu yang sedang menjadi trend dikalangan anak muda.

Organizing
Bentuk struktur organisasi tersebut masih kecil. Pemilik toko, Admin, reseller, karyawan. Pemilik toko bertugas mengatur dan mengawasi toko, karyawan, serta keluar masuknya barang yang dijual pada toko tersebut. Admin lebih bertugas pada penjualan dalam sosial media twitter, facebook, dan instagram. Reseller dan karyawan penjualan barang dilapangan. Penempatan karyawan lebih dilihat dari karakter karyawan tersebut, dengan cara melakukan interview kemudian melakukan training 1minggu. Pemilihan karyawan juga dilakukan oleh pemilik toko tersebut.

Actuating
Pengaplikasian visi dan misi toko tersebut sudah terealisasikan, dapat dilihat dari model sepatu yang mengikuti perkembangan model terkini. Pemilik toko menilai karyawan dari cara karyawan bekerja dengan cara melihat keahlian yang dimiliki karyawan dan menempatkan sesuai dengan keahliannya, jika terjadi kesalahan penempatan pemilik toko merolling dalam bagian yang berbeda selama beberapa hari, agar dapat dilihat bagaimana kinerja karyawan tersebut.

Controlling
Dalam pengendalian toko tersebut, pemilik toko melakukan pengontrolan setiap hari untuk mengecek bagian pembukuan dan persediaan barang serta kinerja dari karyawannya. Pemilik toko melakukan audit sebelum karyawan mendapatkan gaji. Penggajian karyawan tidak dilakukan secara bersamaan hal ini karena pemilik toko mengurangi banyak nya pengeluaran pada waktu bersamaan. Pemilik toko melihat karyawan saat melayani pelanggan yang datang ke toko tersebut, yang dilihat dari komunikasi dan cara yang digunakan untuk menarik pelanggan. Untuk mengontrol stock sepatu, pemilik toko melihat pembukuan pembelian barang, dilihat desain sepatu apa saja yang habis stocknya. Kemudian pemilik toko pergi ke distributor untuk mengambil stock yang habis. Awalnya pemilik toko survei lokasi yang akan diambil selama 3 hari saat weekdays dan weekend. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah lokasi tersebut ramai atau tidak.







Senin, 30 Maret 2015

PERKEMBANGAN SEJARAH KESEHATAN MENTAL DAN KONSEP MENTAL BERDASARKAN EMOSI, INTELEKTUAL, SOSIAL, FISIK DAN SPIRITUAL


Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Dan menurut White (1977), sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.

             WHO pun mengembangkan defenisi tentang sehat. Pada sebuah publikasi WHO tahun 1957, konsep sehat didefenisikan sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki. Sementara konsep WHO tahun 1974, menyebutkan Sehat adalah keadaan sempurna dari fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sementara Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional Ulama tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai ketahanan “jasmaniah, ruhaniyah dan sosial” yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunannya, dan memelihara serta mengembangkannya.


            Menurut Dian Mohammad Anwar dari Foskos Kesweis (Forum Komunikasi dan Studi Kesehatan Jiwa Islami Indonesia), pengertian kesehatan dalam Islam lebih merujuk kepada pengertian yang terkandung dalam kata afiat. Konsep Sehat dan Afiat itu mempunyai makna yang berbeda kendati tak jarang hanya disebut dengan salah satunya, karena masing-masing kata tersebut dapat mewakili makna yang terkandung dalam kata yang tidak disebut. Dalam kamus bahasa arab sehat diartikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan dan afiat diartikan sebagai perlindungan Allah SWT untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipudaya.

Kesehatan bersifat menyeluruh dan mengandung empat aspek. Perwujudan dari masing-masing aspek  tersebut dalam kesehatan seseorang antara lain  sebagai berikut :
1.  Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak berfungsi normal atau  tidak  mengalami  gangguan .  
2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan   Spiritual :
•   Pikiran sehat tercermin dari  cara berpikir atau jalan pikiran.
• Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya,hal yang begitu saja terjadi dalam hidup kita. Misalnya bila kita mepunyai  perasaan marah, takut, sedih, senang, benci cinta, antusias, bosan dll sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi    pada kita.Munurut Daniel Golemen, emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
• Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan  ibadah  dan semua  aturan – aturan  agama yang dianutnya .
3.Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau  kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial,ekonomi,politik dan sebagainya  serta saling toleran dan menghargai . Kesehatan  sosial adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sekitarnya, sehingga mampu untuk hidup bersama dengan masyarakat  lingkungannya.
4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi  usia lanjut.
5.Kesehatan intelektual adalah suatu dimana seseorang mampu mengendalikan kecerdasannya untuk berfikir, berfikir baik maupun buruk.  kesehatan intelektual sebagai istilah yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran, ataupun memecahkan problem yang di hadapi. 
6. Kesehatan fisik adalah suatu keadaan dimana bentuk fisik dan fungsinya tidak ada  gangguan sehingga memungkinkan perkembangan psikologi dan sosial dpat melakukan kegiatan sehari -hari dalam kondisi yang  baik atau optimal.Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi)dalam mempertahankan kesehatannya.

Konsep-konsep kesehatan dikembangkan berdasarkan :

Dimensi Emosional
      Menurut Goleman emosional merupakan hasil campur dari rasa takut, gelisah, marah, sedih       dan senang.
Dimensi Intelektual
              Memecahkan masalah dengan pikiran yang tenang, yang dapat memecahkan masalah tersebut. Misalnya ,berhenti sejenak dan memijit pada bagian kaki yang keseleo saat bermain futsal.
Dimensi Fisik
                   Suatu kondisi tubuh yang di haruskan dengan kondisi tubuh sehat.
Dimensi Sosial
          Seseorang dapat melakukan perannya dalam lingkup yang lebih besar dan dapat berinteraksi dengan baik
Dimensi Spiritual
                  Spiritual merupakan kehidupan kerohanian. Dengan menyerahkan diri dengan bersujud dengan kepercayaan agama masing-masing. Misalnya , ketika di diagnosa menderita penyakit kronis , adakalanya selalu memohon dan meminta kesembuhan kepada Allah swt.

Kesimpulan: Kesehatan adalah sesuatu kondisi normal  yang sangat berguna bagi kita semua, karena kesehatan adalah modal dasar bagi setiap orang untuk melakukan segala  aktivitas dengan  baik  dan maksimal. Siapa yang tidak tahu dan kenal dengan kata itu. Semua orang selalu menanamkan kata itu kedalam kehidupannya, mulai dari bayi, anak-anak, remaja hingga orang dewasa, namun tidak hanya memilikinya , tapi harus di terapkan.



Sumber :
2. http://restiewidyasputri.blogspot.com/2013/03/tugas-1-tentang-konsep-kesehatan.html


Minggu, 15 Maret 2015

ANALISIS KASUS TEORI BEHAVIORISTIK

KASUS

Aprilia Dwi Lestari merupakan salah satu siswa yang baru saja beranjak dari SMP menuju SMA. Ia masuk ke sekolah ternama di Tuban, yaitu SMA N 1 TUBAN. Padahal ia berasal dari keluarga yang tergolong menengah ke bawah. Awalnya orang tua April tidak memperbolehkannya masuk ke sekolah tersebut karena takut tidak mampu untuk membayar hingga lulus nanti. Namun, April terus memaksa sehingga orang tuanya mengizinkan.
Setelah beberapa lama berada disekolah itu, ia merasa mendapat deskriminasi dari teman-temannya. Ia diejek karena berasal dari keluarga yang tidak mampu. Bahkan, teman-temannya senang sekali menjahili April. Sedikit demi sedikit, April mulai merasa dikucilkan. Awalnya, ia tidak terpengaruh dan tetap berprilaku biasa. Namun, lama-kelamaan ia mulai merasa muak dengan keadaan yang ada. Perilaku teman-temannya mulai membuat April tidak fokus, dan prestasi belajarnya mulai menurun. Ini membuat April selalu stress dan merubah dirinya menjadi siswa yang amat nakal. Di kelas April selalu duduk paling belakang, suka membuat gaduh, tidak memperhatikan materi yang disampaikan guru, bermain-main HP, dan terkadang sampai tertidur. Di rumah pun ia berperilaku yang sama. Dia tidak menghiraukan nasehat orang tuannya yang menyuruhnya belajar. Dia suka keluyuran tidak jelas. April menjadi malas belajar, tidak pernah mengerjakan tugas. Suatu saat guru memberikan ulangan mendadak, ia mengerjakan sebisanya dan akhirnya mendapat nilai yang paling bawah. Saat guru tersebut bertanya mengenai materi minggu lalu, ia tidak pernah bisa menjawab. Mengetahui hal itu, April tetap tenang dan sama sekali tidak merubah kebiasaannya. Kurangnya ketegasan, bimbingan, motivasi, dan perhatian seorang guru dan orang tua dalam menyikapi anak didiknya yang bermasalah bisa menjadikan siswa menjadi nakal dan kurang bisa menghargai guru saat KBM berlangsung.
TEORI
Aliran humanistik muncul pada pertengahan abad ke-20 sebagai reaksi terhadap teori psikodinamik dan behavioristik. Para teoritikus humanistik, seperti Carl Rogers dan Abraham Maslow meyakini bahwa tingkah laku manusia tidak dapat dijelaskan sebagai hasil dari konflik-konflik yang tidak disadari maupun sebagai hasil pengondisian yang sederhana. Teori ini menyiratkan penolakan terhadap pendapat bahwa tingkah laku manusia semata-mata ditentukan oleh faktor di luar dirinya. Sebaliknya, teori ini melihat manusia sebagai aktor dalam drama kehidupan.
Aliran humanistik menolak dan menentang pada aliran psikodinamik dan behavioristik karena bagi aliran humanistik memandang bahwa aliran behavouristik dan psikodinamik, telah merendahkan jati diri manusia yang dianggap robot yang mudah dikondisikan perilakunya. Dan aliran humanistik  juga menganggap bahwa aliran behavioristik dan psikodinamik itu bersikap pesimis terhadap kodrat manusia dan menganggap bahwa manusia tidak memiliki sikap jati diri. Aliran humanistik malah menganggap sebaliknya dengan sikap optimisnya dan menganggap bahwa potensi yang terdapat dalam diri manusia itu merupakan sumber utama.
Humanistik merupakan perspektif ketiga dalam konseling. Pada area di dalamnya, Rogers mempertanyakan validitas keyakinan yang banyak dipegang oleh konselor yaitu dalam proses konseling, konselor adalah orang yang paling mengetahui.
Maksudnya, pada dasarnya manusia itu dapat dipercaya dan setiap manusia itu memiliki potensi, dan di dalam potensi tersebut manusia dapat memahami dirinya sendiri dan dapat mengatasi masalahnya. Bahkan manusia memiliki potensi untuk lebih mengembangkan dirinya, walaupun tanpa bantuan langsung konselor.
Dalam teori humanistik, pada dasarnya manusia memiliki potensi yang baik, baik dari imajinasi, kreativitas, daya analisis, tanggung jawab, aktualisasi diri, pengembangan pribadi, kebebasan berkehendak, humor, makna hidup dan lainnya. Humanistik juga menunjukkan bahwa manusia itu makhluk yang sadar dan mandiri. Dan setiap manusia itu memiliki kecenderungan untuk berjuang menjadi apa yang mereka inginkan.
A.     Pandangan teori Rogers
Rogers mengidentifikasikan studi mengenai diri sebagai sesuatu yang diperlukan kebanyakan orang awam dari psikologi. Rogers juga menentukan cara manusia seharusnya bersikap, yaitu individual dan berusaha keras, dengan istilah-istilah yang sangat terikat dengan kebudayaan.
Maksudnya ialah peranan guru dalam kegiatan belajar siswa menurut pandangan teori humanistik sebagai fasilitator yang berperan aktif dalam menciptakan iklim kelas yang kondusif, memperjelas tujuan belajar, membantu siswa untuk memanfaatkan cita-cita mereka sebagai kekuatan pendorong belajar, menyediakan sumber belajar kepada siswa, dan menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan dari berbagai siswa sebagaimana adanya.
B.    Pandangan teori Abraham Maslow
Maslow mengembangkan teori motivasi manusia yang tujuannya menjelaskan segala jenis kebutuhan manusia dan mengurutkannya menurut tingkat prioritas manusia dalam pemenuhan. Berikut ini hirarki kebutuhan menurut maslow.
Penjelasan dari gambar diatas ialah dimulai dari kebutuhan fisiologis, fisioligis merupakan kebutuhan utama setiap orang seperti makan, minum, tempat tinggal dan kehangatan. Apabila kebutuhan fisiologis tidak terpenuhi, maka kebutuhan diatasnya (kebutuhan rasa aman) tidak bisa terpenuhi. Jadi, kebutuhan fisiologis harus dapat dipenuhi supaya mendapatkan rasa aman. Dan ketika sudah merasa aman, maka akan terpenuhi atau yang terpeting kebutuhan berikutnya yaitu kebutuhan sosial. Ketika kebutuhan sosial sudah terpenuhi maka yang terpenting adalah kebutuhan untuk dihargai. Kemudian perhatian kita beralih pada pemenuhan kebutuhan intelektual. Maka berlanjut pada kebutuhan diatasnya yaitu kebutuhan estetis seperti, kerapian, kebersihan, keindahan dan keseimbangan. Dan yang terakhir dalam kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, seperti pemenuhan pribadi dan mencapai pontensi yang dimiliki. Kebutuhan ini melibatkan keinginan yang terus-menerus untuk memenuhi potensi, untuk menjadi semua yang kita bisa. 
C.    Kontribusi dan keterbatasan teori pendekatan humanistik
Kontribusinya, teori humanistik muncul sebagai pemberontakan terhadap psikologi perilaku dan psikodinamika. Aliran humanistik mengingatkan kita akan pentingnya pengalaman manusia sebagai individu dalam aspek-aspek penting dalam pengalaman manusia, dan humanistik menyediakan model konseling yang sederhana dan efektif.
Keterbatasan teori ini telah menghasilkan teori dan gagasan yang sangat sukar diuji dengan penelitian ilmiah, karena pokok permasalahan dalam pengalaman pribadi manusia. Kemudian banyak gagasan humanistik yang terkait dengan kebudayaan dan tidak mudah diterapkan.
Dengan adanya kontribusi tersebut maka dalam suasana pembelajaran dapat saling menghargai dengan adanya kebebasan berpendapat dan kebebasan mengungkapkan gagasan. Selalu mengedepankan akan hal-hal yang bernuansa demokratis dan partisipatif-dialogis. Tentunya bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap dan analisis terhadap fenomena sosial. Dan dalam pendidikan, indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang dan bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri
Keterbatasan dalam pandangan teori humanistik ini sama artinya dengan mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis. Peserta didik sebagian tentunya mengalami kesulitan dalam mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada diri meraka.

ANALISIS
            Menurut saya pemecahan studi kasus yang dialami siswa yang bernama Aprilia Dwi Lestari ini cocok menggunakan Teori Behavioristik, yaitu sebuah teori yang segala sesuatunya dibiasakan sehingga menjadi suatu kebiasaan. Jika saya menjadi guru April, maka saya akan mendekati dia (memberikan perhatian khusus), tetapi hal itu tidak diperlihatkan kepada siswa yang lain. Menegur siswa-siswa yang suka mengejek, dan suka mengucilkan. Memberikan bimbingan melalui diskusi-diskusi kecil di dalam kelas (diskuzi zigsaw), mencoba untuk mengungkapkan pendapat satu sama lain, menukar informasi dengan anggota kelompoknya. Selain itu, diawal dan akhir pertemuan selalu diadakan pengulangan materi yang berupa pertanyaan-pertanyaan atau kuis kepada masing-masing siswa, sehingga materi yang disampaikan pada saat itu maupun minggu lalu benar-benar bisa diterima dan tidak hanya pada shot term memory, tetapi juga sampai pada long term memory. Jika siswa tidak bisa menjawab, maka akan ada hukuman berupa berdiri di depan kelas, menyanyi, bahkan diberikan tugas khusus. Bersedia atau tidak, peserta didik akan belajar agar tidak mendapat hukuman. Tanpa disuruh belajarpun, mereka akan tetap belajar karena takut dihukum. Inilah teori behavioristik bahwa segala sesuatu harus dipaksakan. Pihak keluarga khususnya orang tua lebih memperhatikan anaknya, seorang anak dipaksakan untuk belajar. Jika tidak bersedia, maka uang jajan akan dikurangi. Dengan demikian, adanya paksaan-paksaan akan menjadikan suatu kebiasaan pada diri siswa.



Sumber :
1. http://suryanaintan.blogspot.com/2013/04/studi-kasus-beserta-pemecahannya.html
2. Jess dan Gregory Feist. 2010. Teori Kepribadian theories of Personality. Jakarta: Salemba Humanika